Monday, December 13, 2010

Sabar Tau

Seorang Muslim yang terpimpin jiwanya oleh hidayah Islam senantiasa melatih dirinya untuk mencapai tingkat kesabaran yang tinggi dan menahan marahnya, seperti digambarkan dalam ayat berikut

" Dan orang-orang yang menahan marah dan memaafkan kesalahan orang, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik"   Ali-Imraan: 134

Menurut kacamata Islam, orang yang kuat itu bukanlah seorang yang mempunyai kekuatan lahiriah sehingga mampu mengalahkan lawan-lawannya. Tapi orang yang kuat itu diungkap sebagai orang yang mampu bertindak penuh pertimbangan dan sabar, serta mampu mengendalikan nafsunya ketika marah. Rasulullah S.A.W pernah bersabda:

"Bukanlah perkasa itu kuat bergusti sesungguhnya perkasa itu adalah mampu mengendalikan nafsu ketika marah"   Hadith Muttafaq Alaih

Memang sudah menjadi lumrah sebagai seorang manusia dan juga merupakan fitrahnya, siapa yang tak pernah marah? Siapa yang tak pernah bersabar? Pasti semua pernah kerna setiap manusia ada tahap kesabaran masing-masing cuma yang menjadi strategi adalah bagaimana tuk kita mengawal amarah dan latih diri tuk bersabar. Faktor persekitaran seseorang individu itu juga memainkan peranan penting, keadaan yang hingar-bingar pastilah mudah tuk diri merasa marah akibat rimas dengan persekitarannya. 

Amarah juga timbul bila keadaan diri tidak mampu tuk bertolak-ansur dengan sesuatu keadaan atau individu lain. Terlalu bertolak -ansur juga mampu menimbulkan perasaan memendam yang kita bimbang bangkitnya dendam.
Sesungguhnya memelihara diri ketika marah merupakan ciri kelakian seseorang. Merupakan tanda kekuatan kalau seseorang itu dapat menaklukkan nafsu amarahnya., mampu menyatakan sikapnya sendiri, mengendalikan fikirannya ketika bergolak, menguasai diri dalam kesulitan sekalipun, menghadapi dengan tenang segala ujian dan menghindari perdebatan yang tak terkawal. Dia tetap teguh berusaha mencapai sasaran dengan sebaik-baiknya, memenangkan redha Allah dan kepuasan batin.

Rasulullah S.A.W senantiasa berwasiat kepada para sahabatnya agar tidak cepat marah. Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan, bahawa Rasulullah S.A.W bersabda

" Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua hal yang Allah menyukai keduanya itu iaitu Al-Hilm dan Al-Anaatu (Sabar dan tenang)."   H.R Muslim. Hadith ini ditujukan kepada Asyji Abdul Gais

Seorang muslim yang benar tidaklah marah kecuali mudah pula redha. Kemarahannya timbul bukan semata-mata harga dirinya tersinggung, tetapi yang lebih utama kerana Allah. Ketika kehormatan Islam diinjak-injak, syiarnya dijajah, atau hukum-hukumNya dipermainkan, bangkitlah kemarahannya, berjihad melawan pelaku-pelaku keonaran, pelanggar-pelanggar yang memusuhi Allah dan RasulNya. Dia tidak rela syariat, kewibawaan serta nilai-nilai dirinya dihina dan dicampakkan.

Rasulullah S.A.W tidak pernah melakukan balas dendam untuk mempertahankan harga dirinya kecuali terhadap orang-orang yang tidak menghormati hak-hak Allah, menghalalkan yang diharamkanNya. Kemarahan baginda dilakukan semata-mata kerana Allah------H.R Bukhari

Tidak dapat dinafikan dan juga diri ini tuk terhindar dari perasaan marah, tapi tidak mustahil tuk kita menguranginya dan mengawalnya dengan bijaksana. Jika marah itu datang, lepaskanlah dan adukanlah pada Dia, moga-moga Allah tenangkan hati kita, sesungguhnya Dialah jua pemilik hati-hati ini, membolak-balikkan hati dan memegang jiwa batin ini. So, moga tabah dan kuat tuk menempuh hari-hari yang mendatang. Biarlah diri ini bertolak-ansur dan bersabar, moga ada rahmat dan hikmah disebalik kesabaran itu, jadilah seperti mentari yang membakar diri tuk menyinari makhluk bumi tanpa memilih kasih .InshaAllah, wallahua'lam

No comments:

Post a Comment