Sunday, October 30, 2011

Kesempatan Emas Di Bulan Dzulhijjah

Assalamualaikum para pembaca…semoga Anda selalu dalam keadaan sihat, penuh iman.
Termasuk tingkat ke-GENIUS-an yang sangat tinggi adalah mengenal kesempatan-kesempatan emas, waktu-waktu berharga, keadaan-keadaan penting yang disebutkan di dalam syariat Islam berdasarkan Al Quran dan hadith sahih, dan tidak membiarkan kesempatan, waktu dan keadaan tersebut terbuang percuma tanpa diisi dengan amal soleh.
Termasuk di dalamnya KESEMPATAN EMAS DI BULAN DZULHIJJAH!!!
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ .

Ertinya: “Tiada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini”. yakni 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, mereka (para sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya)?”, beliau bersabda: “Dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya), kecuali seseorang yang berjuang dengan dirinya dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan apapun”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ”.

Ertinya: “Tiada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan yang lebih ia cintai untuk beramal di dalamnya daripada 10 hari ini, maka perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya”. (HR. Ahmad dan di sahihkan oleh Al Mundziry dan Ahmad Syakir tetapi dilemahkan oleh Al Albani di dalam kitab Dha’ih At Targhib wa At Tarhib, 744)
Abu Qatadah Al Anshari radhiyallahu ‘anhu berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». رواه مسلم

Ertinya: Bahwa Rasulullah ditanya tentang puasa Hari Arafah: “Menghapuskan (dosa-dosa) setahun lalu dan setahun yang akan datang”. (HR. Muslim)
Dari Hadith-hadith di atas dianjurkan untuk memperbanyak amal soleh di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, seperti; Menunaikan haji dan umrah, berpuasa, berkorban, bertakbir, bertahmid dan bertasbih serta bertahlil, serta amal soleh lainnya.
Kenapa dianggap cerdas orang yang menggunakan kesempatan emas ini?

Sejenak Kita Berfikir

Apa yang anda faham tentang dicipta? Allah mencipta setiap yang ada di bumi ini. Dan setiap ciptaannya pasti punyai pelbagai manfaat. Allah menciptakan manusia, Allah jua mencipta binatang. Pasti ada tujuan pada setiap penciptaan. Tapi tahukah kita? Tujuan hidup kita sebagai manusia dicipta untuk menunaikan amanah dan janji kita kepada Allah. Kita diamanahkan sebagai khalifah di bumi ini. Bila mana kita sebagai khalifah, kita jualah pembangun kepada masyarakat. Mana mungkin pembangun akan menjadi pemusnah. Harus diingat kita adalah pembangun bukan pemusnah, kita pengabdi kepada Allah.

Seperti mana dalam surah Al-Baqarah, ayat 30, “Dan ingatlah ketika mana Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘AKU hendak jadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah ENGKAU hendak menjadikan orang yang merosak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ DIA berfirman, ‘Sungguh AKU ketahui apa yang tidak kamu ketahui.’ ”
Surah Az-Zariyat, ayat 56, “AKU tidak ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-KU.”

Allah Maha Mengetahui dan pada setiap ciptaan-NYA pasti tersirat pelbagai tujuan. Subhanallah!

Pertanyaan yang ribuan kali sering ditanyakan, pertanyaan ini sering kali kita dengar: Siapa diri kita? Apa nama kita? Dari mana asal kita? Untuk apa kita dicipta? Tahukah kita sahabat, kita hanyalah makhluk yang dicipta dari sesuatu yang hina. Sedarkah kita? Bukankah terciptanya kita bermula dari setitis air yang menyinar, lalu berlaku penyatuan antara dua. Segumpal darah menjadi daging, kemudian satu persatu dibentuk, kemudian tangan dibentuk dengan sempurna.