Alhamdulillah segala pujian bagi Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat kehidupan,islam serta iman yang tiada sekali nilai tandingannya kepada kita. Setiap hari, setiap solat kita, kita perbaharui keimanan kita kepadaNYA dengan mengucap kalimah syahadah sebagai tanda pengakuan kita terhadap kekuasaanNYA dan Dia sebagai Tuhan yang satu.
Hari kita ana cuba kongsikan serba sedikit pendapat serta pandangan ana terhadap qadar Allah S.W.T. Jika terdapat sebarang kesalahan dan kepincangan hujah maka tegurlah ana.
Segala sesuatu sejak Allah menciptakan Al-Qalam hingga hari kiamat telah tertulis di luh mahfuzh, kerana ketika Allah pertama kali menciptakan Al-Qalam, ia berkata kepadanya, 'tulislah !" Ia (Al-Qalam) berkata, "wahai Tuhanku ! apakah yang harus ku tulis?" Allah berkata, "tulislah apa yang tercipta dan terjadi. " maka berjalanlah Al-Qalam itu menulis apa yang ada pada saat itu hingga hari kiamat.
Sebagaimana juga diriwayatkan dari Rasulullah SAW. Bahwasanya janin dalam perut ibunya apabila telah berumur 4 bulan, maka Allah mengutus malaikat kepadanya untuk meniupkan ruh dan menuliskan rezeki, ajal, amal dan apakah ia bahagia atau sengsara. Dan rezeki juga telah tertulis dan di tentukan dengan sebab-sebabnya tidak kurang dan tidak lebih.
Diantara sebab-sebab adanya rezeki adalah hendaknya seseorang bekerja untuk mencari rezeki, sebagaimana firman Allah,
"dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalannlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekinya. Dan hanya kepadanyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS Al-Mulk: 15)
Diantara sebab-sebanya adalah menyambung silaturrahmi baik dengan berbakti kepada orang tua atau mengunjungi sanak kerabat, kerana Rasulullah SAW. Bersabda
"barang siapa yang senang diluaskan rezekinya dan disambungkan keturunannya maka hendaknya ia menyambung tali persaudaraannya."
Dan diantara sebab-sebab (datangnya rezeki) adalah taqwa kepada Allah sebagaimana yang telah di firmankan-Nya,
"barang siapa yang bertaqwa kepada Allah nescaya dia akan memberikan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS At Tholaq : 2-3)
Jangan sampai kita mengatakan bahwa rezeki itu telah ditulis dan dibatasi dan ditentukan, kerananya tidak perlu mengerjakan sebab-sebab yang mendatangkan rezeki itu kerana hal ini menunjukkan sifat lemah. Dan orang yang berakal dan memiliki semangat hidup semestinya mencari rezekinya dan mencari apa saja yang memberinya manfaat di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW, bersabda
"orang yang beruntung adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal soleh untuk (hari-hari yang datang) setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan selalu berangan-angan kosong terhadap Allah."
Seperti rezeki, maka pernikahan juga telah tertulis dan ditentukan dengan sebab-sebababnya, masing-masing telah ditetapkan akan menjadi suami bagi si fulanah atau menjadi isteri buat si fulan kerana bagi Allah azza wa jalla tidak satupun perkara baik dilangit atau dibumi yang tersembunyi atau tersamar (bagi-Nya).
Tidak ada keburukan dalam qadar Allah, kerana keburukan itu hanya terdapat dalam "dzat yang mendapatkan takdir" tersebut, kerana kita semua tahu bahawa manusia itu ditimpa musibah atau mendapatkan kebaikan.
Mendapatkan kebaikan adalah sesuatu hal yang baik sementara musibah adah suatu keburukan akan tetapi keburukan itu tidak terdapat dalam perbuatan Allah ta'ala, ertinya perbuatan dan takdir Allah tidak mengandung keburukan akan tetapi keburukan itu terdapat dalam ciptaan Allah bukan perbuatannya, sementara Allah ketika mentakdirkan keburukan tersebut tidak lain untuk kebaikan, sebagaimana Allah ta'ala berfirman,
"telah nampak kerosakan didarat dan dilaut disebabkan perbuatan tangan manusia."
(QS Arrum : 41)
(QS Arrum : 41)
Dengan demikian, musibah-musibah ini akan kembali juga kepada kebaikan, dan akhirnya keburukan dan kejahatan itu tidak dilimpahkan kepada Allah akan tetapi kepada hasil kejadian ciptaan dan makhluk-makhlukNYA, meskipun kemudian kejadian dan makhluk itu kemudian menyimpan keburukan dari satu sisi dan menyimpan kebaikan di sisi yang lain. Sehingga kita melihat akibat yang dimunculkannya, akan tetapi ia juga baik bila dilihat pada balasan yang diperoleh :
"agar supaya mereka merasakan hasil perbuatan mereka, agar supaya mereka bertaubat."
(QS Arrum : 41)
"agar supaya mereka merasakan hasil perbuatan mereka, agar supaya mereka bertaubat."
(QS Arrum : 41)
Kita saban hari sering menyalahkan takdir serta perkara yang berlaku ke atas kita, kita pikir yang berlaku itu adalah satu keburukan kepada kita. Pada hakikatnya, Allah ingin memberi kebaikan atau kata lain hikmah kepada kita tuk memikirkan kekuasaan dan adaNYA Dia bersama kita. Selain dari itu, kita juga sering menganggap sesuatu kejayaan itu adalah satu rezeki dan nikmat dariNYA, awaslah, jangan terlalu leka dan lalai dari nikmat itu kerna kita bimbang nikmat itu hanyalah semata-semata kesesatan yang Allah ingin berikan kepada kita atas kemungkaran dan keingkaran kita kepadaNYA saban hari.
InsyaAllah moga-moga kita berada dalam jalan yang dirahmati dan diredhai olehNYA. Jika kita inginkan sesuatu ganjaran yang berharga dan istimewa, maka tidak mustahillah pelbagai dugaan yang kita bakal tempuhi tuk mendapatkannya.
Wallahua'lam
No comments:
Post a Comment